• Jum. Mar 21st, 2025

Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Gelar Diskusi Publik Refleksi Akhir Tahun 2018

Byadmin

Des 30, 2018

Laporan : Lemens Kodongan.

Jakarta, eksposenews- Bertempat di restauran pulau dua Senayan, Jakarta, Minggu, 30 Desember 2018, Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Menggelar acara Diskusi Publik Refleksi Akhir Tahun 2018. Diskusi bertajuk “Memperteguh Komitmen Kebangsaan di Tahun Politik”.

Diskusi dihadiri oleh sejumlah aktivis dan tokoh lintas generasi dengan nara sumbernya, Maruarar Sirait, Anggota DPR RI F -PDIP, H. Hajriyanto Tohari,PP Muhammadiyah, Dr. Arif Budimantha, Wakil Ketua KEIN, Effendi Choiri, Politisi Nasdem, R. Saddam Al Jihad, Ketum PB HMI, Roybatullah Kusumajaya – Ketum DPP GMNI, Juventus Prima Yoris Kago, Ketum PP PMKRI, Naejih Prasetyo, Ketum DPP IMM, Irfan Ahmad Fauzi Ketum PP KAMMI.

Diskusi di awali pidato pembukaan oleh Arsena Irjen Pol. Dr. Gatot Eddy Pramono Kasatgas Nusantar, mewakili Kapolri “Jenderal Pol. Prof. H. Muhammad Tito Karnavian yang tidak sempat datang berhubung sedang mendampingi Presiden di tempat lain.

Tahun 2018 akan segera berlalu dengan segala dinamikanya. Sepanjang tahun ini, sebagai bangsa, kita telah melewati banyak hal yang patut menjadi renungan sekaligus pelajaran untuk melangkah Iebih baik di tahun-tahun mendatang. Ada duka karena musibah, ada bahagia karena keberhasilan mencapai apa yang telah direncanakan.

Di bidang ekonomi, kita layak memberi apresiasi atas keberhasilan Pemerintahan Jokowi dalam menjaga pertumbuhan dan pemerataan pembangunan. Berbagai proyek infrastruktur strategis terutama di luar Jawa satu demi satu sudah dapat dinikmati masyarakat, angka kemiskinan terus turun hingga 9,82% atau terendah sepanjang sejarah Indonesia, tingkat pengangguran terbuka dan ketimpangan pendapatan juga dapat ditekan.

Apresiasi juga layak diberikan kepada Pemerintah yang telah mengambil alih Blok Rokan dan Blok Mahakam dari kontraktor asing ke Pertamina, serta menguasai 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia melalui PT lnalum.

Secara umum kesejahteraan masyarakat meningkat seiring dengan semakin baiknya pelayanan kesehatan, akses pendidikan, dan daya beli masyarakat. Sebagai anak bangsa, kita bangga atas sukses Pemerintah menyelenggarakan tiga event berkelas dunia, yakni Asian Games 2018, Asian Para Games 2018, dan lMF-World Bank Group Annual Meetings di Bali.

Selain capaian positif di atas, kita menyaksikan bahwa perekonomi an Indonesia sepanjang tahun 2018 menghadapi gejolak dan tantangan yang tidak ringan akibat depresiasi nilai rupiah serta turunnya harga sejumlah komoditas ekspor di tengah perang dagang AS Vs China.

Sekalipun Pemerintah bisa menekan angka kemiskinan hingga 9,82 persen, kesenjangan ekonomi tetap menjadi tantangan besar bangsa Indonesia. Indeks GINI kita masih berkisar 0,39, Iaporan Bank Dunia 2015 menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dinikmati 20 persen kelompok kaya, dan jika diperas Iagi kekayaan itu menumpuk di segelintir kecil orang-orang terkaya.

Majalah Forbes melansir 50 orang terkaya Indonesia tahun 2018 dengan total kekayaan Rp1.870 triliun. Di sisi lain ada lapisan besar masyarakat yang sulit mengakses pekerjaan dan terjebak dalam lingkaran kemiskinan.

Korupsi juga masih menjadi masalah akut, tercermin dari banyaknya OTT yang dilakukan KPK terhadap kepala daerah, hakim, hingga anggota DPR RI.

Di bidang keamanan kita bangga melihat profesionalisme dan soliditas TNI-Polri dalam melakukan pengamanan arus mudik lebaran, menindak para pelaku teror bom di beberapa kota pada buian Mei 2018, serta dalam melakukan pengamanan Pilkada di 171 daerah yang dilak sanakan serentak pada 27 Juni 2018.

Meski di sejumlah daerah ada gejolak akibat kasus money politics dan penyelenggara Pilkada yang kurang profesional, secara umum Pilkada serentak 2018 berjalan lancar dan aman.

Tahun 2018 disebut tahun politik karena selain ada Pilkada di 171 daerah, juga sudah memasuki tahapan Pemilu 2019 (Pileg dan Pilpres serentak). Praktis sepanjang tahun ini, energi sebagian besar masyara kat Indonesia terserap ke dalam atmosfir kampanye serta jargon politik para kandidat yang dijagokannya.

Kampanye Pemilu semestinya merupakan wahana pendidikan politik, adu program berbasis data sebagai pertimbangan masyarakat untuk menentukan pilihan. Tapi faktanya, sepanjang tahun politik ini, kita menyaksi kan narasi kampanye dipenuhi ujaran kebencian, hoax, fitnah, kampanye hitam, dan perdebat an minim data. Narasi negatif itu tersebar secara massif melalui media sosial.

Kita merasa risau dengan pernyataan beberapa tokoh politik yang mengibaratkan Pilpres 2019 sebagai perang baratayudha, Armageddon, atau Perang Badar. Jargon dan kampanye politik bukan lagi bersifat adu program, tapi lebih menonjolkan politik identitas dan SARA. Ujar Bursah dalam sambutannya.

Semua elemen bangsa, terutama generasi muda, harus memper teguh komitmen kebangsaan di tahun politik ini. Pemilu 2019 adalah kontestasi menuju Indonesia yang lebih baik, bukan memecah belah.

Sebelum kita memulai acara ini, mari kita menundukkan kepala sejenak untuk mendoakan saudara-saudara kita yang mengalami musibah akibat tsunami di Banten dan Lampung, serta musibah akibat bencana alam di berbagai daerah Iainnya. Untuk para korban yang meninggal dunia kita doakan semoga husnul khotimah dan korban yang terluka semoga segera sehat kembali. Ucap pembaca Doa.

Berikut video streaming sambutan Bursah Zarnubi,Ketua Umum DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK).

https://youtu.be/uSaKDMJbPuc

By admin

slot malaysia

slot thailand