Laporan : Lemens Kodongan
Jakarta, eksposenews.com -INDOPOLLING NETWORK merilis hasil survey “Peta Elektoral Capres dan Partai Politik di Jawa Barat Menjelang Pemilu 2019 ” bertempat di Bakoel Koffie, Jl. Cikini No 25 Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/11).
Hadir sebagai pembicara, Prof. Dr. H. Hermawan Sulistyo, MA, PHD, APU* (Peneliti LIPI), Bambang DH (DPP PDI Perjuangan), Agnes Marcellina (Ketua Departemen PAUD DPP Gerindra/Caleg DPR RI Dapil Jabar XI), Dr.Ade Reza Haryadi (Pengamat Politik) Nasrullah Kusadjibrata S.Sos.MSi (Peneliti Indopolling)
Enam bulan menjelang pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019, PDI-P terlihat masih unggul di wilayah Jawa Barat.
Hal tersebut terungkap dari paparan temuan hasil survey Indopolling Network pada diskusi bertajuk “Peta Elektoral Capres dan Parpol di Jawa Barat Jelang Pemilu 2019”. Survey berlangsung di wilayah Jawa Barat dimana pengambilan data dilakukan selama periode 9-15 Okotober 2018.
Pengambilan sampel dilakukan dengan Multi Stage Random
Sampling, Adapun jumlah sampel dalam survei ini sebesar 1200 responden pada tingkat kepercayaan 95% dan margin oferror (MOE) sebesar 2,8%.
Wempy Hadir (Direktur Indopolling) memaparkan, jika pileg dilaksanakan hari ini, PDI -P, masih unggul dengan elektabilitas sebesar 19,5%. Disusul oleh Partai Gerindra (13,8%). Sementara Partai Golkar terpental di urutan ketiga dengan elektabilitas sebesar 9,2% dari yang sebelumnya berada di urutan kedua pada Pileg 2014.
Elektabilitas partai lain secara
berturut-turut adalah : PPP (4,7%); PKB (4,3%); dan Partai Demokrat 3,4%. Sementara elektabilitas partai lainnya masing-masing masih dibawah 2%. Potensi pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) masih tersisa sebesar 32,5%.
Temuan elektabilitas Partai Gerindra yang saat ini berada di posisi kedua cukup mengejutkan dan merubah peta konstalasi partai peserta pemilu di Jawa Barat.
Tingginya elektabilitas Partai Gerindra mengkonfirmasi efek elektoral pencapresan Prabowo -Sandi terhadap partai tersebut, ujar Wempy.
“Dari temuan hasil survey juga terlihat sebaran wilayah dukungan, dimana PDI-P cenderung menguasai Zona Wilayah Jabar Utara (Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kab. Karawang. Purwakarta dan Subang) serta Zona Wilayah Jabar Timur (Kab. Cirebon, Kota Cirebon. Kab. Indramayu, Kab. Kuningan, Kab.Majalengka, Kab. Sumedang.
Sementara Partai Gerindra terlihat unggul di Zona Wilayah Jabar Barat (Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi, Kab. Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok. Dua zona wilayah lain, wilayah Jabar Tengah (Kota Bandung, Kab. Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat dan Kab Cianjur) serta wilayah Jabar Selatan (Kab.Garut, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikamalaya, Kab.Ciamis, Kab.Pangandaran dan Kota Banjar) menjadi wilayah pertempuran (battle ground) antara PDI-P dengan Gerindra”, Lanjut Wempy.
Hasil Survey juga mengungkap temuan, bahwa PDI-P masih menjadi partai yang kinerjanya dinilai paling memuaskan oleh Publik Jawa Barat.
Setidaknya terdapat 33,4% publik Jawa Barat yang menyatakan puas terhadap kinerja PDI-P. Disusul oleh Partai Gerindra (28,6%), Partai Golkar (23,5%) dan PKS (22,3%).
Sementara kepuasan terhadap kinerja partai lainnya masing-masing dibawah 20%. Tiga partai teratas yang dinilai paling pro rakyat secara berturut-turut adalah PDI-P, Partai PPP, PKB dan PKS, ungkapnya terkait peta elektabilitas Partai.
Mayoritas masyarakat Jawa Barat juga menyatakan puas terhadap kinerja pemerintahan Gerindra dan Partai Golkar. Sementara tiga Partai teratas yang dinilai paling Islami adalah Jokowi – JK . “Sat ini tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi – JK sebesar mencapai 55,3%. Meski demikian masih terdapat 37,8% publik Jawa Barat yang tidak puas. Sisanya 7,0% tidak menjawab”, ungkapnya.
Kinerja pemerintahan Jokowi – JK mendapatkan apresiasi yang cukup baik dan dianggap berhasil dalam hal penyediaan akses pendidikan kesehatan, pembangunan infrastruktur, keamanan dan reformasi birokrasi.
Kinerja yang masih dianggap kurang berhasil oleh publik Jabar diantaranya dalam hal pemberantasan korupsi, penyediaan lapangan kerja, serta penyediaan sembako dengan harga yang terjangkau.
Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sampai saat ini masih unggul di Jawa Barat dengan elektabilitas sebesar 28,8%, Sementara elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandi Uno
sebesar 23,7%. Meski demikian masih terdapat potensi pemilih yang merahasiakan jawaban sebesar 29.8% Sisanya sebesar 17,8% menyatakan belum punya pilihan (undecided voters).
Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) menjadi program yang dinilai sangat bermanfaat bagi rakyat. Lebih dari 90% pemegang kartu KIS dan KIP menyatakan program tersebut sangat bermanfaat, pungkas Wempy Hadir.
elektabilitas sebesar 9,2% dari yang sebelumnya berada di urutan kedua pada Pileg 2014.
Elektabilitas partai lain secara
berturut-turut adalah : PPP (4,7%); PKB (4,3%); dan Partai Demokrat 3,4%. Sementara elektabilitas partai lainnya masing-masing masih dibawah 2%. Potensi pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) masih tersisa sebesar 32,5%.
Temuan elektabilitas Partai Gerindra yang saat ini berada di posisi kedua cukup mengejutkan dan merubah peta konstalasi partai peserta pemilu di Jawa Barat.
Tingginya elektabilitas Partai Gerindra mengkonfirmasi efek elektoral pencapresan Prabowo -Sandi terhadap partai tersebut, ujar Wempy.
“Dari temuan hasil survey juga terlihat sebaran wilayah dukungan, dimana PDI-P cenderung menguasai Zona Wilayah Jabar Utara (Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kab. Karawang. Purwakarta dan Subang) serta Zona Wilayah Jabar Timur (Kab. Cirebon, Kota Cirebon. Kab. Indramayu, Kab. Kuningan, Kab. Majalengka dan Kab. Sumedang).
Sementara Partai Gerindra terlihat unggul di Zona Wilayah Jabar Barat (Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi, Kab. Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok. Dua zona wilayah lain, wilayah Jabar Tengah (Kota Bandung, Kab. Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat dan Kab Cianjur) serta wilayah Jabar Selatan (Kab.Garut, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikamalaya, Kab.Ciamis, Kab.Pangandaran dan Kota Banjar) menjadi wilayah pertempuran (battle ground) antara PDI-P dengan Gerindra”, Lanjut Wempy.
Hasil Survey juga mengungkap temuan, bahwa PDI-P masih menjadi partai yang kinerjanya dinilai paling memuaskan oleh Publik Jawa Barat.
Setidaknya terdapat 33,4% publik Jawa Barat yang menyatakan puas terhadap kinerja PDI-P. Disusul oleh Partai Gerindra (28,6%), Partai Golkar (23,5%) dan PKS (22,3%).
Sementara kepuasan terhadap kinerja partai lainnya masing-masing dibawah 20%. Tiga partai teratas yang dinilai paling pro rakyat secara berturut-turut adalah PDI-P, Partai PPP, PKB dan PKS, ungkapnya terkait peta elektabilitas Partai.
Mayoritas masyarakat Jawa Barat juga menyatakan puas terhadap kinerja pemerintahan Gerindra dan Partai Golkar.Sementara tiga Partai teratas yang dinilai paling Islami adalah Jokowi – JK . “Sat ini tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi – JK sebesar mencapai 55,3%. Meski demikian masih terdapat 37,8% publik Jawa Barat yang tidak puas. Sisanya 7,0% tidak menjawab”, ungkapnya.
Kinerja pemerintahan Jokowi – JK mendapatkan apresiasi yang cukup baik dan dianggap berhasil dalam hal penyediaan akses pendidikan kesehatan, pembangunan infrastruktur, keamanan dan reformasi birokrasi.
Kinerja yang masih dianggap kurang berhasil oleh publik Jabar diantaranya dalam hal pemberantasan korupsi, penyediaan lapangan kerja, serta penyediaan sembako dengan harga yang terjangkau.
Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sampai saat ini masih unggul Di Jawa Barat dengan elektabilitas sebesar 28,8%. Sementara elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandi Uno
sebesar 23,7%. Meski demikian masih terdapat potensi pemilih yang merahasiakan jawaban sebesar 29.8% Sisanya sebesar 17,8% menyatakan belum punya pilihan (undecided voters).
Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) menjadi program yang dinilai sangat bermanfaat bagi rakyat. Lebih dari 90% pemegang kartu KIS dan KIP menyatakan program tersebut sangat bermanfaat, pungkas Wempy Hadir