Jakarta, eksposenews- Seminar Nasional mengusung thema Posisi dan Peran Ulama di Pilpres 2019 Antara Kepentingan Umat Atau Kekuasaan dilaksanakan oleh Perhimpunan Pendidikan Pancasila dan Demokrasi (P3D) dilaksanakan di D’Hotel jalan Sultan Agung No. 9, Guntur, Jakarta Selatan.
Hadir sebagai pembicara, Dr. A Bakir Ihsan (Wakil Dekan FISIP UIN Jakarta), Prof. Syamsuddin Haris (Peneliti Senior LIPI),
Ali Asghar (Pengamat Politik Islam Universitas Bhayangkara), Dr. Mohammad Nasih (Dosen Pasca Sarjana UI) dengan moderator Subairi Muzakki (Peneliti Perhimpunan Pendidikan Pancasila dan Demokrasi/ P3D).
Syamsuddin Haris dalam paparannya mengatakan, bahwa ulama adalah seorang yang mulia. Namun jika seorang ulama mencalonkan diri terjun ke dunia politik, maka ia harus meninggalkan ke Ulamaannya.
Sama halnya seorang akademisi, Peneliti dan lain-lain Profesi juga harus meninggalkan statusnya jika terjun ke dunia Politik.
Sementara Bakir Ihsan dalam paparannya mengatakan, siapapun bisa berkontestasi dalam politik. Bahkan setiap orang, masing-masing mempunyai dengan tidak meninggalkan back groundnya termasuk ulama.
ulama yang harus dalam sebuah diskusi dengan beberapa partai politik banyak faktor kegagalan partai politik islam meragukan asas islamnya. Seharusnya keislaman menjadi nilai jual. Ujar Mohammad Nasih.
Ulama atau yang biasa dipanggil kiay yang dikenal masyarakat itu ada yang disebut dengan Ulama atau Kiay panggung dan kiay Politik Nasih menambahkan.
Mohammad Nasih Dosen Pasca Sarjana UI mengatakan, yang paling fenomenal adalah gus Dur Ulama yang jadi Presiden,
Bagaimana konsep islam tentang politik pemisahan antara agama dan politik. Nasionalisme karakteristiknya adalah sekuler, Negara bangsa yang religius, sementara kalau didalam alquran sendiri tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Papar Moh.Nasih.
Ada ulama baik dan ulama buruk dalam Perebutan pengaruh sama-sama memiliki pengaruh. Ulama yang dikategorikan baik adalah ulama yang mampu menegakkan amar maruf nahi Mungkar.
Ulama menjadi penting karena pengaruh kekuasaan kulturan uang bisa digunakan untuk merebut kekuatan struktural.
Kriteria ulama yang baik yaitu ulama yang sekaligus menjadi politisi. Karena Ulama yang politisi lebih tinggi tingkatnya jika mengacu kepada para ulama dizaman nabi. Pungkas Nasih.