Laporan : Darmawansyah
Jakarta,26/2/2021
eksposenews.com- Tabrakan maut antara mobil jenasah dan truk pembawa semen yang terjadi di daerah Banyumas pada Senin 22 dinihari mengakibatkan sopir ambulan bernama Waryono asal Jakarta itu tewas ditempat.
Mobil ambulan yang membawa jenasah tersebut diketahui dari identitas yang terpampang di samping mobil adalah kendaraan milik kelurahan Kebon Bawang,Jakarta Utara yang di kemudikan oleh Waryono (57).
Waryono supir ambulan milik kelurahan Kebon Bawang,kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, diketahui membawa jenasah dari Grogol Jakarta Barat menuju Jawa Timur pada 22 Februari 2021 malam dan naas terjadi kecelakaan di daerah Banyumas pada 23 Pebruari 2021 dini hari yang mengakibatkan ia tewas di tempat.
Awak media ini sudah melakukan konfirmasi kepada Lurah Kebon Bawang Willy Hardian terkait status almarhum pada Kamis, 25 Februari 2021.
” iya Waryono merupakan PPSU Kelurahan Kebon Bawang dan almarhum sudah lama mengemudikan mobil tersebut yakni sejak mobil ambulan itu di berikan CSR Astra melalui Gubernur DKI Jakarta di era Fauzi Bowo sekitar tahun 2013″, Ujarnya.
” Saya yang akan bertanggungjawab selaku Lurah, saya akui lalai terhadap anak buah saya ujarnya. Kendaraan naas tersebut saat ini masih berada di Polres Banyumas. Kami sedang upayakan untuk bisa kembali lagi,” tegas nya kepada eksposenews.com (25/02/2021).
Sementara itu LMK Kebon Bawang Tolani mengatakan “Memang benar supir ambulan bernama Waryono dan merupakan PPSU di Kelurahan Kebon Bawang, yang mengalami kecelakaan di daerah Banyumas ketika membawa jenasah bukan warga Kebon Bawang, melainkan warga Grogol Jakarta Barat”. Ujarnya saat di tanya media ini.
“Ya saya sangat menyangkan musibah ini terjadi, seandainya Lurah Kebon Bawang tegas terhadap anak buahnya mungkin musibah ini tidak terjadi,” ujar Tolani.
Menurut SH salah satu warga Kelurahan Kebon Bawang yang enggan menyebut namanya mengatakan “Lurah Kebon Bawang wajib harus ikut bertanggungjawab atas kejadian tersebut hingga menimbulkan korban jiwa”.
PPSU seharusnya bertugas hanya seputaran mereka bekerja, kalau kejadian seperti ini jelas-jelas Lurah yang harus bertanggungjawab, kepada keluarganya,ujarnya.
Yanto salah satu pengemudi yang tergabung dalam Perkumpulan Pengemudi Jakarta Raya (PPJR) wilayah Jakarta Utara mengatakan “Kalau melihat waktu kejadian tersebut bisa dianggap supir ambulan tersebut ngantuk, sehingga supir tersebut membawanya kurang konsentrasi dalam mengemudinya”.
“Diharapkan bagi para pengemudi roda 4 jika melakukan atau membawa kendaraan keluar kota harus memiliki kondisi yang fit atau sehat, dan jika kondisi sudah mengantuk jangan di paksakan untuk mengejar waktu. Saya berharap kepada Polri khususnya koorlantas Polri, wajib menerapkan disiplin bagi para pengendara dan wajib membawa bukti kesehatan jika ingin membawa kendaraan jarak jauh atau keluar kota.
Jika supir tidak memiliki surat keterangan sehat dari rumah sakit, maka aparat kepolisian wajib mencabut Surat Izin Mengemudi (SIM) atau membekukan perusahaan tersebut yang melanggar”. tambah Yanto anggota PPJR Jakarta Utara.
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim saat dimintai jawaban terkait Kebijakan Lurah Kebon Bawang Willy Hardian yang telah lalai dalam mengawasi anak buahnya, belum menjawab saat dihubungi.
Informasi yang di dapat, sopir kendaraan truk pembawa semen diketahui tidak mengalami luka serius dan masih menjalani pemeriksaan di Polres Banyumas.