Jakarta, eksposenews- Menteri Sosial RI Idrus Marham melaunching buku berjudul KEUTAMAAN JOKOWI. Launching buku berbarengan dengan open house di laksanakan di rumah dinas Mensos, Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan (16/6).
Beberapa tokoh memberi sambutan atas buku tersebut diantaranya Mantan Presiden BJ Habibie dan Wapres Jusuf Kalla.
BJ Habibie dalam sambutannya mengatakan, SAYA MENGENAL Sdr. Idrus Marham sebagai seorang aktivis, akademisi, dan politisi yang terus berproses
dalam memperjuangkan suatu cita-cita politik yang mulia
bagi kemajuan bangsa dan negara. Saya juga mengenalnya
sebagai sosok yang telah banyak berkarya, menghasilkan
sejumlah buku, di mana itu semua menunjukkan bahwa
Sdr. Idrus juga seorang yang konsisten dalam mengem-
bangkan tradisi akademis dan intelektualitas.
Tentu saja saya respek dan memberi apresiasi yang lebih kepada sosok politisi yang mengedepankan pendekatan konseptual, sebagaimana dilakukan Sdr. Idrus Marham.
Selanjutnya, terkait dengan buku karya Sdr. Idrus Marham kali ini, selain mengapresiasi ikhtiar penulisnya, juga respek terhadap tema dan substansi buku yakni tentang kepemimpinan Jokowi.
Buku ini mengemukakan dan
menganalisis fenomena Jokowi dalam perspektif kepemimpinan, sehingga pembaca diajak untuk menengok kembali rekam jejaknya sebagai seorang pemimpin sejak menjabat sebagai Walikota di Solo, Jawa Tengah, kemudian sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan sebagai Presiden Republik Indonesia. Semua itu dicapai melalui suatu proses polilik yang tidak mudah, tetapi sistem politik kita yang demokratis sejak Era Reformasi ini memungkinkan siapa
saja warga negara Indonesia untuk masuk dan berkiprah
di bidang politik melalui partai partai politik untuk dapat
memenangkan seluruh kontestasi politik atau pemilu
terhadap Jokowi sebagai seorang pemimpin, dalam banyak kesempatan saya sendiri telah memberikan berbagai apresiasi kepada beliau.
Beliau merupakan sosok pemimpin yang sederhana, merakyat, serta memiliki ber-
bagai keutamaan sebagaimana diulas oleh buku Sdr. Idrus
Marham ini, seperti memiliki integritas yang tinggi, juga
kompetensi yang memadahi dalam mengelola pemerintah
an dan merespons berbagai masalah bangsa. Di sisi lain,
saya juga tentu mengapresiasi kepemimpinan Jokowi yang
ditandai oleh etos kerja yang tinggi dalam menggerak
kan dan mempercepat pembangunan nasional, tidak saja dalam pembangunan infrastruktur yang dilakukannya secara konsisten, tetapi juga bidang-bidang yang lainnya se
cara komprehensif dalam konteks inilah, saya sangat bisa memahami dukungan Partai GOLKAR kepada Jokowi dalam menjalankan pemerintahan, sekaligus memimpin bangsa dan
negara. Semangat dan kerja nyata Jokowi, identik dengan
apa yang diterapkan di Partai GOLKAR sebagai komitmen
mengimplementasi doktrin karya kekaryaan.
Komentar Jusuf Kalla Tentang Jokowi
Saya memahami betul bahwa Pak Jokowi merupakan tipe pemimpin yang berproses dari bawah, sederhana pekerja keras dan mampu untuk merangkul semua pihak untuk bekerjasama bahu-membahu untuk mempercepat pembangunan nasional.
Dalam posisi saya sebagai Wakil Presiden mendampingi beliau, saya merasakan bahwa Pak
Jokowi sebagai Presiden telah mampu secara bijak dan
efektif menjalankan baik sebagai Kepala Negara maupun
Kepela Pemerintahan
dengan jargonnya “Kerja, Kerja, Kerja!” percepatan
pembangunan dilakukan secara efektif, tidak saja dalam
pembangunan infrastruktur yang berdampak signifilkan
bagi pembangunan ekonomi, tetapi juga kemajuan bidang-bidang pembangunan lainnya.
Efektivitas kinerja Presiden Jokowi, selaras dan bersinergi dengan apa yang selalu saya katakan, “Lebih Cepat, Lebih Baik! Kolaborasi antara “Kerja, Kerja, Kerja!” dengan “Lebih Cepat, Lebil Baik!” merupakan formula yang tepat dalam menciptakan sekaligus menjaga momentum percepatan pembangunan di tanah air
saya juga mengapresiasi langkah dan kebijakan politik Partai GOLKAR sebagaimana diuraikan dalam buku ini, bahwa Partai GOLKAR telah memutuskan dan menjadi bagian dari Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, serta mencapreskan kembali Pak Jokowi pada Pilpres 2019
tersebut selaras dengan hakikat dan jatidiri atau khittah.
