Jakarta,eksposenews.com- Pengurus Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) melepas Tim Peace Train Indonesia ke 10 dari Stasiun Gambir, Jakarta, Jumat (24/01/2020).
Peserta Peace Train Indonesia ke 10 sebanyak 40 orang dilepas dan dihadiri oleh Direktur Eksekutif ICRP, Pdt. Frenki Tampubolon, Deputi Direktur ICRP, Ust. Ahmad Nurcholish, Sekum PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, Ketum GPP Dr. Antonius Manurung, MSi
“Tak kenal maka tak sayang”. Demikian peribahasa yang tak pernah hilang dari ingatan kita. Dari tak kenal itulah kita umat beragama/berkepercayaan yang berbeda kerap kali hanya saling berprasangka (buruk) pada umat agama/kepercayaan Iain yang berbeda. Di media sosial misalnya, ranah yang mestinya dapat kita gunakan untuk saling menyapa, berbagì kebaikan dan mempererat persahabatan justru menjadi hal sebaliknya: saling mencaci, mengumbar rasa benci-ujaran kebencian yang berpotensi merusak kerukunan dan perdamaìan kita.
Oleh sebab itu Peace Train Indonesia ke-10 dihelat sebagai wahana bagì generasì muda sebagai ajang untuk saling kenal, memper erat persahabatan di antara mereka dari berbagaì latar agama, suku, ras yang berbeda. Melalui acara ini kita berharap anak-anak muda menyadari bahwa mereka harus berada di garis depan dalam menjaga kerukunan sekaligus bersama-sama mewujudkan perdamaìan.
Peace Train Indonesia adalah program traveling lintas agama dan kepercayaan dengan menggunakan kereta apì, menuju ke satu kota yang telah ditentukan. Kali ini tujuannya adalah Cirebon,Jawa Barat. Di kota udang ìni peserta akan mengunjungi komunitas agama-agama, komunìtas penggerak perdamaìan, rumah-rumah ìbadah, dan tokoh-tokoh yang dianggap sebagai aktor penting toleransi dan perdamaìan antar agama.
Dalam pers releasenya, ICRP menekankan bahwa para peserta juga akan berproses untuk saling belajar, berbagì cerita, berdialog, bekerjasama, mengelola perbedaan, berkampanye, dan menuliskan pengalaman perjumpaan dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan.
”Kita ingin anak-anak muda dari berbagaì agama itu saling mengenal satu sama Iain, berbagì cerita tentang pengalaman dan tantangan dalam merawat kebinekaan dan mewujudkan perdamaìan. Sebab di tangan merekalah masa depan Indonesia mendatang,” ujar Ahmad Nurcholish, deputy direktur ICRP yang juga salah seorang Dewan Pakar DPP GPP.
Sementara itu, Abdiel Fortunatus Tanias, berharap melalui Peace Train Indonesia ini generasì muda Indonesia secara khusus generasi muda Kristen berkesempatan belajar membuka diri dan berinisiatìf untuk mengenal, membangun relasi, bergandeng tangan bersama anak-anak muda Iain dari berbagaì Iatar belakang agama dalam semangat persahabatan dan persaudaraan dalam kebinekaan yang merupakan modal dasar bagì upaya mewujudkan kehidupan rukun dan damaì.
Saat ini kita membutuhkan anak-anak muda yang memilìki jiwa kepemimpinan dengan integritas yang kuat, di mana salah satu karakter yang harus dimilikì adalah inisìatif untuk berpìkìr dan bersikap terbuka dalam membangun persahabatan dengan mengedepankan kepentingan bersama,” imbuh Majelìs Pengurus Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ini.
Di era Ore Baru, Pdt. Darwin darmawan mengingatkan, ruang perjumpaan antar masyarakat Indonesia yang binneka, terjadi dalam pembatasan dan pemisahan. Saat itu, masyarakat Indonesia bersama tetapi tidak betul-betul bersatu (together but not mixed). Pasca reformasi, menurutnya, ruang perjumpaan antar masyarakat Indonesia yang berbeda, acapkali dirusak oleh politisasi identitas berbasis SARA. “Sebagai bangsa yang bineka, kita belum secara sengaja, serius dan terencana belajar menjadi Indonesia yang berbineka tunggal ika.
Peace Train Indonesia menjadi salah satu upaya membangun ruang perjumpaan antara sesama anak bangsa yang berbeda. Masa depan Indonesia, sesungguhnya terletak dari seberapa mampu membuka
ruang-ruang perjumpaan seperti ini,” tandas Wakil Sekretaris Umum Sinode Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jawa Barat ini.
Dalam rangkaian program PTI kali ini sebanyak 40 peserta dari berbagai agama akan menempuh rute dari Stasiun Gambir Jakarta menuju Cirebon. Di Cirebon inilah mereka belajar dan melihat lebih dekat rumah-rumah ibadah dan komunitas adat yang berbeda sebagai kekayaan budaya di kota ini. Peserta juga akan merayakan bersama saudara-saudara mereka yang merayakan Tahun Baru Imlek 2020 di Cirebon. Tujuannya tak lain untuk saling mengenal, menjalin persahabatan sebagai bekal dalam merawat kebinekaan dan mewujudkan perdamaian.
Dalam pelaksanaannya, program yang diselenggarakan oleh ICRP ini bekerjasama dengan demokrasi.id, PGI, Gerakan Pembumian Pancasila, Fahmina Institute, Institute Studi Islam Fahmina (ISIF), Sinode GKI Jawa Barat, Pelita Perdamaian, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Cirebon (PGIS), Inspiration House (Komunitas Pendidikan Anak dan Toleransi Keberagaman), dan Komunitas Cinta Kota Cirebon, GBI Pekiringan, PSMTI, Parahiangan Komputer, Komunitas Cinta Kota Cirebon (KCKC), Sempoa SIP Perjuangan, Gereja Katolik St. Yosef, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Andi Offset (Penerbit Buku), dan Ibis Hotel.
Acara pelepasan Peace Train Indonesia 10 akan dibuka pada Jumat, 24 Januari 2020, Pkl 16.00 – 18.00 WIB Di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat.
Sejumlah media pun turut mengambil bagian sebagai media partner, seperti Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk), radarcirebon .com, eksposenews.com, Radar,DB908 Radio, Citrust.id, Cirebon Bribin, Cirebon Event, Cirebon News Center, About Cirebon, Trubun,vocnewsindonesia.com.